SEKILAS INFO
Selamat Datang di Website Koperasi ASJB
Jumat, 23/5/2025

Alumni SMA Jakarta Bersatu (ASJB) Kunjungi Sekolah Ekologi Kahuripan Pajajaran Purwakarta: Dukung Pendidikan Berbasis Kemanusiaan dan Ekologi

Diskusi Dalam Kunjungan ke Sekolah Ekologi di Purwakarta, Jumat, 16 Mei 2025.

Purwakarta, 16 Mei 2025 — Sekolah Ekologi Kahuripan Pajajaran Purwakarta menerima kunjungan istimewa dari Alumni SMA Jakarta Bersatu (ASJB) bersama sejumlah tokoh penting, termasuk anggota DPR Bp Entis, Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta,  Nia Syarifudin ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika), pegiat pendidikan Tri Utami, serta berbagai komunitas dan elemen pemerhati pendidikan lainnya.

Pendekatan Ekologi Sebagai Fondasi Utama

Kunjungan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus penguatan semangat kolaborasi dalam pengembangan pendidikan berbasis nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Dalam sambutannya, Kang Rizal—Self Learning Institute—mengungkapkan tekad menjadikan Purwakarta sebagai daerah yang bermakna melalui pendidikan. Sejak tahun 2020, ia bersama para penggerak lokal membangun SDN dan SPMN Kahuripan dengan pendekatan ekologi sebagai fondasi utama.

“Sekolah ini bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga tempat membentuk manusia sejati. Kami membangun dengan konsep Pancaniti, yaitu membentuk manusia yang cageur, bageur, bener, pinter, singer,” ujar Kang Rizal. Konsep ini menekankan pentingnya kesehatan, kebaikan, kebenaran, kecerdasan, dan keterampilan sebagai pondasi karakter peserta didik.

Didampingi oleh Pak Sofyan seorang guru, Sekolah Ekologi Kahuripan berdiri di atas lahan seluas lebih dari 10.000 meter persegi. Fasilitasnya mencerminkan integrasi antara pendidikan dan alam, mulai dari bangunan kelas, sawah padi, perkebunan singkong, ubi, pisang, hingga empang yang dihuni itik, sapi, dan kambing. Semua ini menjadi bagian dari kurikulum yang menekankan pembelajaran kontekstual dan praktik langsung.

Pendidikan Yang Membumi dan Menyentuh Hati

Dari ASJB, hadir langsung Ketua Umum RA Jeni Suryanti yang didampingi oleh Kepala Bidang Keanggotaan Darma Azwan. Jeni menyampaikan apresiasinya atas inisiatif luar biasa yang dilakukan oleh Kang Rizal dan tim. “Kami dari ASJB merasa terinspirasi dan terpanggil untuk mendukung gerakan pendidikan seperti ini. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan bisa membumi dan menyentuh hati,” ujarnya.

Jeni berpendapat bahwa penting untuk memiliki tempat hunian atau pondokan yang dapat memberikan pelajaran berjenjang bagi para guru. Tempat ini akan berfungsi sebagai ruang di mana para guru dapat memperoleh pelatihan intensif yang terstruktur, dengan materi yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan di lapangan. Dengan demikian, diharapkan para guru dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka secara bertahap, dan nantinya dapat menerapkan apa yang telah dipelajari di daerah mereka masing-masing.

“Kami melihat sekolah ini sebagai contoh nyata bagaimana pendidikan dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap lingkungan,” ujar Jeni Suryanti di Purwakarta (16/5/2025).

Menanamkan Pemahaman Budaya

Darma Azwan, Ketua Bidang Keanggotaan ASJB berharap program sekolah Ekologi  berbasis lingkungan dan budaya ini dapat berlanjut tidak hanya sampai tingkat SMP tapi di lanjutkan ke tingkat SLTA dan perguruan tinggi khususnya di Purwakarta dan dapat di adopsi menjadi  basis yang berlanjut ke Jawa Barat  dan Indonesia pada umumnya.

“Program ini bagi saya mutlak dapat di lanjutkan, karena sangat baik untuk menanamkan pemahaman budaya tidak hanya dilihat sebagai kesenian dan menjadi tontonan semata tapi menjadi jatidiri bangsa Indonesia yang menanamkan kebaikan, keharmonisan, kebangsaan, kebersamaan dan hidup berdampingan antar anak bangsa yang dapat di lestarikan sejalan dengan lingkungan disekitar kita,” sebut Darma.

Pentingnya Kolaborasi Berbagai Pihak

Sementara itu, pegiat pendidikan Tri Utami menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pihak terkait dalam menciptakan sistem pendidikan yang holistik. 

Ditambahkan oleh Tri, “Sebaiknya kita dapat mendorong program ini dan mengajak perwakilan dari berbagai kementrian untuk menyatukan tujuan, minimal dari Kementrian Kebudayaan, Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Pendidikan sehingga dari kesadaran ini akan melahirkan kewarasan dalam berkehidupan.”.

Nia Syarifudin dari ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika) turut memberikan apresiasi atas inisiatif ini dan berharap model sekolah ekologi dapat diadopsi di daerah lain.

“Program strategis di Purwakarta dapat dikembangkan dan butuh dukungan dari berbagai stakeholder baik masyarakat, komunitas, maupun pemerintah pusat yang menjadi pendidikan karakter bangsa Indonesia:” ucapnya di sela-sela diskusi.

Kunjungan ini diakhiri dengan diskusi lintas sektor dan harapan agar kolaborasi semacam ini terus tumbuh demi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih manusiawi dan berkelanjutan. Harapan ke depan, Sekolah Ekologi dapat menjadi pusat Pendidikan yang inspiratif, mencetak generasi peduli lingkungan dan berkelanjutan.