Baru-baru ini, UMKM ASJB mendapatkan apresiasi langsung dari Gubernur DKI Jakarta, Mas Pram. Ini bukan sekadar pujian, melainkan pintu pembuka untuk naik kelas—dari usaha lokal menuju level yang lebih kompetitif. Namun, tantangan berikutnya adalah: bagaimana mempertahankan momentum ini?
“Membangun kepedulian lewat UMKM dapat dilakukan dengan berbagai opsi, seperti budaya gotong royong misalnya anggota ASJB (Alumni SMA Jakarta Bersatu) membeli dari teman sesama anggota ASJB. Sebagai teman, anggota bisa memberikan review agar kualitas jasa maupun produk yg ditawarkan menjadi lebih baik,” ungkap Jeni Suryanti, Ketua Umum ASJB di Jakarta (17/6/2025).
Disamping memberikan review secara obyektif, salah satu jawaban untuk memanfaatkan momentum kompetitif adalah kurasi. Kurasi adalah proses seleksi dan pengelolaan produk/layanan agar lebih berkualitas, unik, dan sesuai kebutuhan pasar. Tanpa kurasi, UMKM bisa terjebak dalam persaingan harga atau kualitas yang stagnan.
Beberapa alasan UMKM ASJB harus mulai berkurasi; antara lain guna memberikan daya saing yang lebih meningkat; serta focus pada kualitas bukan kuantitas. Kurasi membantu mengidentifikasi produk unggulan yang layak dipasarkan lebih luas.
Hening Utami, Ketua Bidang Program ASJB yang biasa dengan akrab dipanggil mbak Ami mengatakan bahwa Pengurus ASJB, baik di pusat maupun korwil, perlu segera menyusun sistem kurasi yang adil, terbuka, dan membangun. Kriteria bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing pelaku usaha, namun tetap menjunjung prinsip kualitas dan keberlanjutan.
“Dalam waktu dekat, ASJB perlu melakukan sosialisasi kurasi ini ke seluruh anggota agar prosesnya bisa berjalan dengan baik dan partisipatif,” ujar Ami di Jakarta (18/6/2025).
Apresiasi dari Mas Pram adalah sinyal bahwa ASJB punya potensi. Dengan kurasi, tentunya peluang dapat bantuan pelatihan, pendanaan, atau akses pasar (seperti Jakarta Fair, Pameran UMKM Nasional) semakin besar. Perlu dicatat pula bahwa dengan kurasi mengurangi risiko “tenggelam” di pasar. Banyak UMKM gagal karena produknya terlalu umum (contoh: makanan kemasan tanpa diferensiasi). Ya, kurasi membantu menentukan unique selling point (USP).
Apresiasi dari Mas Pram adalah titik awal, bukan garis finis. Dengan kurasi, UMKM ASJB bisa bertransformasi dari usaha biasa menjadi merek yang diperhitungkan.
“Hendaknya UMKM ASJB terus dapat meningkatkan mutu dan layanan sehingga anggota dan masyarakat dapat merasakan keuntungan yg lebih dari kompetitor lain. Tetap semangat dan semoga UMKM ASJB berkembang pesat,” ujar Darma Azwan, Ketua Bidang Keanggotaan ASJB dengan nada optimis di Jakarta (17/6/2025).
Satu Semangat Bergerak Maju!